Bekraf Diminta Minimalkan Tumpang Tindih Program dengan Lembaga Lain
RDP Komisi X dengan Kepala Bekraf, di Gedung Parlemen, Senayan,
Jakarta, Kamis (19/10). foto:arief/afr
Berdasarkan laporan hasil pembahasan belanja Kementerian/Lembaga oleh Badan Anggaran DPR RI, pagu anggaran RAPBN Tahun Anggaran 2018 untuk Bekraf adalah sebesar Rp.746,2 Miliar. Dalam RDP Komisi X dengan Kepala Bekraf, Ketua Komisi X DPR Djoko Udjianto mengingatkan kepada Kepala Bekraf beserta seluruh jajaran dan pemangku kepentingan bahwa penyelenggaraan Asian Games dan Asia para Games 2018 tinggal sepuluh bulan lagi, dan itu merupakan sebuah momentum yang bisa dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya.
“Tidak hanya untuk kepentingan dunia olahraga, tetapi juga untuk kepentingan kemajuan pembangunan bangsa dan negara Republik Indonesia. Oleh karena itu diharapkan Bekraf dapat mensinergikan program dan kegiatannya bertepatan dengan penyelenggaraan Asian Games dan Asian para Games 2018,” ucap Djoko di Gedung Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (19/10).
Sejalan dengan hal tersebut serta hasil pembahasan RAPBN Tahun Anggaran 2018, maka Komisi X juga mengingatkan adanya beberapa catatan penting pada saat rapat dengar pendapat sebelumnya, yang antara lain adalah Komisi X meminta Bekraf untuk mengidentifikasi kategori industri kreatif, industri kecil, dan industri rumah tangga. Selain itu agar program atau kegiatan yang disusun dan dilaksanakan dapat meminimalkan terjadinya tumpang tindih program dan kegiatan dengan Kementerian/Lembaga lainnya.
“Dalam rangka menumbuhkembangkan kreatifitas masyarakat, Komisi X mendorong Bekraf agar program dan kegiatan yang disusun harus jelas manfaatnya dan dapat dirasakan langsung oleh masyarakat dengan memperhatikan letak geografis masing-masing daerah, memperhatikan tingkat sosial dan budaya, minat karakteristik masyarakat,” ujarnya.
Djoko juga menyampaikan, guna mensosialisasikan dan mengefektifkan program Bekraf, Komisi X meminta Bekraf untuk berkoordinasi dengan Kemendagri agar Bekraf mempunyai mitra kerja di daerah.
“Bekraf perlu bekerjasama dengan Kementerian atau Lembaga lain dalam rangka mensukseskan penyelenggaraan Asian Games ke XVIII dan Asian Para Games ke III tahun 2018,” jelasnya.
Dalam kesempatan tersebut Kepala Bekraf Triawan Munaf memaparkan bahwa logo atau maskot dari Asian Games 2018 merupakan salah satu hasil karya dari Bekraf. “Dalam sesi opening dan closingnya, bekraf juga akan terlibat, karena kedua acara tersebut dirasa sangat penting. Kalau opening session tidak berhasil atau tidak sukses, maka tentu akan merusak mood dari semua kegiatan pertandingan yang akan memberikan nilai tidak baik bagi negara kita di mata internasional,” ucap Triawan.
Ia menekankan agar pada acara opening dan closing tersebut harus betul-betul dapat dilaksanakan secara maksimal dengan anggaran yang sudah tersedia. “Jadi untuk penyelenggaraan Asian Games kami sangat terlibat. Dan supaya tidak terjadi tumpang tindih program dengan Kementerian dan Lembaga lain, Bekraf telah berkoordinasi dengan terus menyisir serta menselaraskan kegiatan-kegiatan yang akan dilaksanakan. Meski kemungkinan besar dapat terjadi tumpang tindih, tetapi kami coba untuk harmonisasikan,” paparnya. (dep,mp)